.

<FONT FACE="georgia" color="Black"> welcome to WWW.study123english.blogspot.COM : It's time to learn English Differently!

Minggu, 31 Maret 2013

Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia (2010)



Program studi Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Muria Kudus akan mengadakan Program Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ke Jogjakarta pada 11 - 12 Mei 2010 yang akan datang. Kuliah Kerja Lapangan merupakan program kuliah yang dilaksanakan di luar kelas dengan melakukan observasi serta pembuatan laporan hasil observasi yang telah dilaksanakan.
Seperti tahun sebelumnya, KKL tahun ini memiliki konsep yang sama, yakni mengunjungi beberapa tempat wisata serta Institusi pendidikan di sekitar Jogjakarta. Konsep yang demikian ini dipilih tidak lain karena  mengigat PBI merupakan bagian dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan  yang berporos pada nilai Pendidikan. Dari tempat wisata serta Institusi pendidikan yang telah dikunjungi oleh mahasiswa, selanjutnya mahasiswa diharuskan untuk membuat laporan hasil observasi lapangan sebagai bahan penilaian kuliah. Hal ini bertujuan untuk memberikan tanggung jawab kepada para peserta KKL, meskipun mereka telah mengunjungi tempat-tempat wisata sebagai media refreshing mereka.
Tidak dapat dipungkiri selalu terdapat permasalahan dalam pelaksanaan KKL dari tahun ke tahun. Permasalahan yang terjadi bisa ketika sebelum pelaksanaan, ketika pelaksanaan atau bahkan setelah pelaksanaan program KKL. Pokok permasalahan yang dihadapi pun bermacam-macam, mulai dari fasilitas yang disediakan oleh pihak travel, transparansi biaya, transparansi pelaksanaan kegiatan serta permasalahan yang lainnya. Seperti pelaksanaan tahun sebelumnya, pelaksanaan KKL tahun ini pun menghadapi permasalahan tetapi dengan pokok permasalahan yang berbeda. Jika tahun lalu pelaksanaan KKL bermasalah dengan fasilitas serta konsumsi yang diberikan kepada para peserta, untuk pelaksanaan KKL kali ini yang menjadi pokok permasalahan adalah transparansi biaya serta perincian pelaksanaan kegiatan KKL. Rabu, tanggal 07 April 2010, koordinator bus KKL yang terdiri atas 7 orang mengundang seluruh peserta KKL yang telah terdaftar untuk berdialog bersama membahas permasalahan ini. Yang menjadi inti pembicaraan adalah tuntutan agar pihak panitia pelaksana program KKL secara terbuka memberikan rincian biaya serta rincian kegiatan KKL yang akan dilaksanakan. Dalam dialog terbuka ini, diharapkan seluruh peserta yang hadir dapat menyalurkan aspirasi serta pendapat mengenai tuntutan tersebut sehingga pelaksanaan KKL tahun ini benar-benar transparan. Dalam dialog, dibahas mengenai objek wisata yang akan dikunjungi serta perincian dana dan biaya KKL. Tidak hanya itu, dalam dialog ini juga dipertanyakan mengenai kemanakah penggunaan dana Rp. 90.000,- sebagai biaya 2 sks mata kuliah KKL tersebut, tetapi seorang perwakilan mahasiswa yang juga merupakan jurnalis kampus dapat menjawab pertanyaan tersebut. Dijelaskan bahwa,dana yang dimaksud dipergunakan oleh pihak Universitas untuk melaksanakan administrasi seperti menggaji dosen-dosen yang berstatus swasta, menydeiakan fasilitas perkuliahan serta fasilitas tambahan lainnya. Dalam kondisi yang semakin memanas, akhirnya para koordinator bus menyampaikan  tuntutan kepada pihak fakultas, program studi serta panitia pelaksana KKL agar bersikap transparan dalam perincian dana dan perincian kegiatan kkl. Para koordinator bus juga menyampaikan beberapa himbauan kepada para peserta KKL mengenai beberapa tindakan yang akan diambil jika tuntutan tidak terpenuhi, antara lain ;1).menunda pembayaran. 2).menunggu perincian anggaran kegiatan & dana kegiatan KKL. 3).jika transparansi berupa rincian dana dan kegiatan KKL tidak diberikan maka, mahasiswa akan memboikot pembayaran dengan menganggap deadline tanggal 20 april = tidak ada. 4).mengadakan pertemuan dengan pihak-pihak lain yang terkait dengan kkl.
Melihat situsai yang sedemikian ini, di satu sisi ini merupakan sebuah kemajuan pola pikir bagi para mahasiswa khususnya PBI, tetapi di sisi lain rasanya tidak perlu mengadakan tuntutan sebesar ini jika yang menjadi pokok permasalahan hanyalah masalah transparansi dana dan perincian kegiatan. Beberapa solusi sebenarnya telah muncul dalam forum diskusi ini, tetapi tampak kabur dan tidak jelas langkah yang diambil karena semua peserta telah terlanjur terpengaruh oleh satu sudut pandang saja. Seharusnya, sebelum melakukan langkah represif seperti ini, pihak yang menuntut yakni para koordinator bus dapat mencari solusi terlebih dahulu, misalnya dengan mengundang pihak travel yang membuat perencanaan anggaran dan segala akomodasi bagi peserta KKL. Apabila yang dikhawatirkan adalah saling mencari keuntungan antara pihak fakultas dan biro perjalanan, maka dengan diskusi dan presentasi pihak biro di depan mahasiswa akan jauh lebih efektif dan memberikan pemahaman yang lebih jelas kepada mahasiswa mengenai perincian dana dan transparansi kegiatan yang akan dilaksanakan. Jika nantinya fakta mengatakan bahwa dalam presentasi biro perjalanan tersebut terdapat permasalahan, maka pihak-pihak terkait yang merasa dirugikan dapat melakukan langkah represif, misalnya dengan membatalkan kontrak kerja dengan biro perjalanan tersebut dan menggantinya dengan biro perjalanan yang lebih baik. Pembelajran yang baik bagi kita semua, selaku civitas akademika dan mahasiswa yang sedang mengembangkan diri dan pola pikir kita.


By : Ahmad Syukur, S.Pd



0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Grants For Single Moms