UMK. Kudus. Pagelaran Pentas drama mahasiswa program studi pendidikan Bahasa Inggris Universitas Muria Kudus. Telah berakhir akhir Desember lalu. Pagelaran yang dilaksanakan berbeda dengan tahun sebelumnya yang mengusung KOnsep "Simple and Easy". Pagelaran drama tahun ini dilaksanakan di dalam ruangan Kelas perkuliahan FKIP yakni ruangan G,H dan I (depan gedung Orange FKIP). Sukses pagelaran drama tahun ini masih menyisakan beragam kesan bagi mahasiswa sendiri, bahkan masih segar pula ingatan segenap mahasiswa mengenai KOntroversi masih dilaksanakannya Mata Kuliah Drama tahun 2010. Perdebatan mengenai masih adanya mata kuliah DRama di tahun 2010 lalu memang bukan hal baru, namun yang perlu divermati adalah apa sebenarnya yang diperdebatkan dalam persoalan ini. Perdebatan dimulai dengan Membeandingkan bahwa Mata Kuliah DRama atau drama itu baik atau tidak baik bagi mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris dengan mengangkat embel-embel pendidikan yang dianggap tidak sejalan dengan drama yang notabenenya adalah sebuah karya SASTRA dan bukan pendidikan. Tetapi pendapat yang semacam ini sudah bisa termentahkan, karena baik/tidak baik itu relatif yang patut dipersoalkan adalah Sesuai atau tidak sesuainya mata Kuliah ini untuk dipertahankan di Program Studi Bahasa Inggris. beberapa pendapat mengatakan Mata Kuliah Drama ini MAHAL. Benarkah? Di awal perkuliahan drama tahun 2010 lalau, sang Dosen telah memberikan penjelasan Gamblang mengenai Permasalahan, seluk beluk serta berbagai hal mengenai mata kuliah drama serta pagel;aran drama yang akan dilaksanakan. termasuk didalamnya adalah mengenai pengelolaan dana untuk masing-masing kelompok drama. Tercatat di dalamnya adalah BAHWA SETIAP KELOMPOK BOLEH MEMAKAI PELATIH ATAU TANPA PELATIH untruk menunjang penampilan drama tiap kelompok dengan konsekuensi dana yang dikeluarkan akan menjadi lebih besar tapi dengan hasil yang diharapkan lebih baik juga. Kenyataan di lapangan, dari pengamatan penulis, hampir sebagian besar kelompok drama tahun 2010 ini menggunakan jasa PELATIH, jadi jika hampir semua keloompok menggunakan jasa pelatih, wajarlah jika menjadi lebih mahal tapi ini adalah PILIHAN kelompok, bukan pilihan pengmapu Mata kuliah drama. Kemudian, darimana anggapan DRAMA ini menjadi lebih mahal? ternyata, penelusuran penulis menemukan kurang baiknya manajemen keuangan kelompok, bahkan ada pula yang tidak atau kurang memiliki perencanaan keuangan yang baik alias asal-asalan. Bahkan yang paling mengejutkan adalah ada kelompok yang mana Sampai PERTUNJUKAN telah selesai mereka masih kisruh mengenai uang iuran untuk membayar Pelatih Drama alias Pelatihnya Belum dibayar Lunas Sampai Pertunjuka telah selesai. Jelas ini metrupakan sebuah keksalahan manajemen yang tidak sepatutnya terjadi. Jadi anggapan drama itu mahal merupakan sebuah Pilihan dari Kelompok, karena semua keputusan untuk mengelola dana ada di tangan kelompok yang bersangkutan. Pribadi, penulis menyatakan Drama baik-baik saja untuk tetap dilaksanakan asalkan dengan tema dan acuan tetap mengedepankan nilai-nilai kependidikan yang dimasukkan ke dalam tema drama. Bravo Drama.
ahmad.syukur//UMK/fkip/pbi-2008
0 komentar:
Posting Komentar